Sunday, September 6, 2009

Assalamualaikum... Ada Hikmahnya... Ada Hikmahnya...


Em, sejak tahu buat blog, asyik rasa nak menulis je... sebenarnya ada hikmahnya, ada hikmahnya...

Hehe... sesuatu yang berlaku ada Hikmahnya... Baru2 ni adalah kawan saya kata "ada hikmahnya"... aduh, tertekan saya rasa... memang betul sesuatu yang berlaku ada hikmahnya... tapi, bagila semangat sikit... em...

Saya ada kisah rakyat nak di ceritakan kepada anda semua...

tersebut al kisah di Hujung kampung, di atas bukit, berhampiran belukar, melalui denai... tersergam sebuah Istana milik sang raja... Raja ini ada Memanda Menteri merangkap PA nya la... Kiranya Menterinya ni akan bagi nasihat aka penasihat kepada Raja ni... Menterinya seorang yang sentiasa bertawakal kepada ALLAH SWT...

1 hari tu, tapak kaki sang raja terluka dan berdarah. Ketika sang menteri menyaksikan itu, ia berkata,

Khair, khair (baik, baik). Tidak apa-apa, pasti ada hikmahnya.”

Raja tiba-tiba marah sekali dengan ucapan sang menteri. Dalam pandangan sang raja, menterinya itu seakan-akan tengah mengejeknya.

“Hikmah apa maksudmu? Lihat darahku mengalir begini, kebaikan apa yang kamu katakan tadi?” ujar sang raja berang.

Kesal dengan ucapan sang menteri, raja lalu menyuruh para pengawalnya untuk memenjarakan sang menteri. Namun betapa terkejutnya sang raja. Ketika menteri itu tahu kalau dia hendak dipenjara, dengan tenang ia berkata pada raja,

Khair, khair. Tidak apa-apa, insya Allah selalu ada hikmahnya.”

Sang menteri akhirnya di masukkan ke dalam penjara. Menteri itu hanya tersenyum simpul sambil melambaikan tangannya.

Ketika hari Jumat tiba, seperti biasa sang raja berburu ke hutan setelah melaksanakan Solat Jumat. Di dalam rimba nan lebat itu raja beristirahat sejenak sebelum melaksanakan perburuannya. Setelah beristirahat, ia dan rombongan nampak kebingungan ke arah mana mereka akan pulang. Tanpa ia ketahui sebelumnya, mereka bertemu sekumpulan suku pedalaman yang sedang menyembah patung.

Kebetulan mereka sedang mengadakan acara ritual persembahan kepada berhala mereka. Melihat orang yang tersesat dan tidak mereka kenal, orang-orang suku pedalaman itu bermaksud menjadikan raja sebagai korban persembahan dalam ritual mereka. Mereka pun bergegas menangkap raja untuk mereka jadikan kurban bagi berhala mereka.

Rombongan raja pun tertangkap. Raja telah dikurung . Dari luar kurungan mereka melihat kaki sang raja terluka. Disebabkan alasan itulah mereka membatalkan untuk menjadikan raja sebagai korban bagi patung yang mereka sembah. Menurut mereka, luka itu menandakan sang raja mempunyai penyakit sehingga tak layak untuk dipersembahkan sebagai korban bagi berhala mereka. Sang raja pun telah mereka bebaskan.

Sang raja teringat apa yang pernah dikatakan menterinya, “Khair, khair. Tidak apa-apa, insya ALLAH selalu ada hikmahnya!”

Raja itu pun pulang ke istana. Setibanya di istana ia menyuruh para pengawalnya membebaskan sang menteri. Setelah sang menteri berada di depan raja, ia pun menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya di tengah hutan bersama suku pedalaman. Ia baru menyadari kalau ucapan sang menteri itu benar, bahawa dalam setiap musibah pasti ada hikmahnya.

Sesudah menceritakan apa yang dialaminya, ia kemudian bertanya kepada menterinya, “Lantas apa hikmah bagi anda masuk penjara?” ujar sang raja.

Sang menteri menjawab, “Saya adalah menteri yang selalu menyertai anda kemana saja anda pergi. Kalau saja saya tidak masuk penjara kemarin, pasti saya sedang berada di dalam hutan bersama anda. Ketika kita ditangkap, pasti mereka akan mempersembahkan saya sebagai korban dan pengganti Raja bagi berhala mereka, kerana saya tidak memiliki cacat atau luka sedikit pun di tubuh saya. Itulah hikmah kenapa masuk penjara lebih baik bagi saya.”

Sang raja berasa malu. Ia menyadari betapa keimanan dan keyakinan sang menteri telah membawa hatinya jauh menjelajahi samudera takdir ALLAH yang dibentangkan di muka bumi ini. Bahawa apa pun yang terjadi pada diri kita, kebaikan atau keburukan, pasti selalu saja ada hikmahnya.

Firman Allah SWT, “Bioleh jadi Anda membenci sesuatu yang justeru baik buat Anda” (2: 216).


Salam Ramadhan...

No comments:

Post a Comment